Minggu, 27 November 2011

SEJARAH DESA MARGAJAYA


PROFIL SINGKAT SEJARAH DESA MARGAJAYA
Ini adalah cerita tentang Desa Margajaya kami tercinta. Pada jaman dahulu Desa Margajaya adalah bagian dari Desa Ciluluk yang mencakup empat wilayah sekarang yaitu  Desa Margajaya, Desa Raharja, Desa Ggunungmanik dan Desa Cinanjung.
Desa Ciluluk pertamakali dikepalai oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama Raden Jayawiguna atau yang termasyur dengan nama panggilan MARAGAN.  Pada waktu itu masa jabatan kepala Desa Margajaya tidak dibatasi. Setelah Raden Jayawiguna meninggal dunia kepala Desa Ciluluk kemudian digantikan oleh keturunannya yang bernama Raden Tanudisastra atau yang termasyur dengan nama panggilan Mama Bintang.  Pada waktu itupun sama masa jabatan Kepala Desa tidak dibatasi.  Raden Tanudisastra menjabat kepala Desa  kurang lebih dari tahun 1935 sampai dengan 1941 dan pada tahun 1941 digantikan oleh Raden Sascadipura atau yang termasyur dengan nama panggilan Pa Kuwu Enas yang masih keturunan Raden Jayawiguna {MARAGAN}. Pada waktu itupun masa jabatan kepala desa belum dibatasi priodenya karena belum ada peraturan yang mengatur  tentang hal tersebut.  Raden Sascadipura menjabat kepala Desa Ciluluk kurang lebih dari tahun 1941 sampai dengan 1949. Dan pada tahun 1949 jabatan kepala Desa Ciluluk digantikan oleh  bapak H. Mahmud yang masih keturunan dari Raden Jayawiguna {MARAGAN}.  Menurut cerita sebagian tokoh masyarakat  bapak H. Mahmud adalah kepala Desa Ciluluk yang paling gagah dan paling sakti, namun sayang beliau menjabat cuma sebentar karena beliau dijebak oleh gerombolan dan dibunuh.  Masa  jabatan  bapak H. Mahmud kurang lebih dari tahun 1949 sampai dengan 1957 dan digantikan oleh Raden Wihatmadisastra atau yang termasyur dengan nama panggilan pa Kuwu {Rio} beliaupun sama masih keturunan dari Raden Jayawiguna {Maragan}. Raden Wihatmadisastra  kurang lebih menjabat dari tahun 1957 sapai dengan 1965 dan digantikan oleh bapak Memed yang pada waktu Itu menjabat sebagai sekretaris desa , beliaupun sama masih keturunan dari Raden Jayawiguna {Maragan}. Pada masa jabatan beliaulau Desa Ciluluk dimekarkan menjadi dua wilayah yaitu Desa Ciluluk dan Desa Raharja.  Kemudian Desa Ciluluk dimekarkan kembali manjadi dua wilayah menjadi yaitu Desa Margajaya dan Desa Gunungmanik kemudian Desa Raharja dimekarkan menjadi dua wilayah yaitu Desa Raharja dengan Desa Cinanjung.
                Pada tanggal 4 Desember 1975 Desa Ciluluk digantikan namanya menjasdi Desa Margajaya melalui musyawarah yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat dari Desa Ciluluk. Bapak Memed adalah kepala Desa Ciluluk yang paling lama menjabat sebagai kepala desa yaitu kurang lebih 17 dari tahun 1965 sampai dengan 1982. Pada masa jabatan beliaulah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur masa jabatan kepala desa dibatasi menjadi delapan tahun dan setelah masa jabatan beliau selesai diadakan pemilihan kepala desa dan terpilihlah bapak Amay Komarya masa jabatan beliau sangat singkat dikarenakan beliau mendapat musibah kecelakaan yang merenggut nyawa beliau. Masa jabatan kepala desa bapak  Amay Komarya adalah dari tahun 1983-1986 dan kekosongan masa  jabata kepala desa diisi oleh PLT bapak Jumna kemudian diadakan pemilihan kepala desa dan terpilihlah bapak Nurgana menjadi kepala Desa Margajaya dan beliaupun masih keturunan dari Raden Jayawiguna {Maragan}. Masa jabatan bapak Nurgana adalah dari tahun 1988 sampai dengan 1996. Pada tahun 1998 diadakan pemilihan kepala desa dan terpilihlah bapak Wawan yang pada waktu itu menjadi sekretaris bapak Nurgana. Masa jabatan bapak Wawan adalah dari tahun 1998 sampai dengan 2006.
                Kemudian pada tahun 2006 diadakan pemilihan kepala desa dan terpilihlah Bapak Maman Rustiaman sebagai kepala Desa Margajaya, bapak Maman Rustiaman manjabat kepala desa dari tahun 2006 sampai dengan 2012.
                Pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal  9 September 2012 diadakan pemilihan kepala Desa Margajaya dan terpilihlah kepala Desa Margajaya yang baru yaitu Ibu Yuningsih yang menjabat kepala Desa Margajaya periode 2012 sampai dengan 2018. Siapa sangka ibu dari tiga orang anak  ini bakal menjadi kepala Desa Margajaya, di tengah isu jender yang mengemuka sesaat sebelum pemilihan ternyata dapat ditepisnya.  Terbukti masyarakat pemilih sebanyak 6.762 orang dan jumlah pemilih yang hadir sebanyak 5.046 orang,sebanyak 1.614 pemilih telah memilih istri seorang anggota polri ini dan menjadikan sebagai kepala Desa Margajaya terpilih mengalahkan 4 calon kandidat lainnya.Beliau adalah satu satunya kepala desa Perempuan yang pertama kali menjabat di Desa Margajaya dan menjadikannya satu satunya kepala desa perempuan di kecamatan Tanjungsari. @Adhie.my

1 komentar:

ALI AKBAR mengatakan...

Mantap mas contoh blognya,,, mampir juga di blogs saya mass http://www.akbarcell.com siapa tau ada yang berminat menjadi mitra kami.

Posting Komentar