A. LATAR BELAKANG
Keberadaan,
keberagamaan dan heteroginitas sosial, budaya, etnis, agama, ras, kelompok dan
golongan, merupakan kondisi obyektif bangsa Indonesia yang harus dihargai
melalui prinsip berbeda dalam ekpresi ritual, serta bersama dalam ekpresi
sosial. Atau, dengan kata lain, bersaudara dalam perbedaan dan perbedaan dalam
persaudaraan.
Letak geografis
dan kondisi demografis negara kita, selain menjadi potensi dan sumber daya
sosial, pada saat yang sama juga menjadi potensi munculnya berbagai masalah
terutama terkait dengan fenomena disintegrasi sosial, konflik sosial dan
kerawanan-kerawanan sosial lainnya. Kondisi geografis dan demografis tersebut,
ditambah dengan akselerasi berbagai keinginan dan tuntutan percepatan pemenuhan
kebutuhan seiring proses demokratisasi serta globalisasi, memacu timbulnya
masalah-masalah sosial. Spirit bangsa Indonesia, rasa kesetiakawanan sosial
yang merupakan budaya bangsa atau bahkan nurani bangsa, serta nilai-nilai
kearifan lokal, menjadi modal sosial yang dapat mewujudkan integrasi sosial.
Oleh karena itu,
modal sosial yang tumbuh sebagai inisiatif masyarakat lokal perlu terus
difasilitasi, diperkuat, dikembangkan dan didayagunakan. Kearifal lokal yang
tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, mampu mewujudkan harmonisasi
dan keserasian sosial. Karena itu, upaya pengembangan keserasian sosial
berbasis kearifan lokal menjadi nilai yang strategis di tengah-tengah bangsa
yang multikultural. Kearifan lokal adalah sistem ide dan makna yang ada dalam
masyarakat lokal yang matang, hasil proses seleksi sosial yang tercermin dalam
cara pandang, sikap dan perilaku masyarakat yang kondusif, serta menjadi sumber
dan sekaligus landasan pengembangan keserasian sosial yang berkelanjutan. Upaya
pengurangan berbagai masalah yang terkait dengan disintegrasi sosial, konflik
sosial dan kerusuhan serta kerawanan sosial lainnya, akan lebih efektif jika
secara dini masalah-masalah tersebut sudah dikenali, diprediksi dan dicegah
melalui sistem pengintai dan respon dini. Selanjutnya salah satu usaha respon
dini tersebut perlu direalisasikan dengan suatu kegiatan yang diharapkan
manfaatnya bagi masyarakat. Pemerintah Pusat melalui Departemen Sosial
mencanangkan kebijakan untuk penganganan permasalahan sosial tersebut dengan
Program Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat.
B.
MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan Forum Program Keserasian Sosial
Berbasis Masyarakat Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari disusun dengan maksud sebagai berikut :
1.
Meningkatkan rasa
gotong royong dan kearifan local dengan pelaksanaan pembangunan rehabilitasi
saluran irigasi sungai sebagai wujud pemenuhan kebutuhan masyarakat;
2.
Mendorong
peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan forum Sosial
Berbasis Masyarakat .
Adapun tujuan
Kegiatan Forum Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari adalah :
1.
Meningkatkan
keharmonisasian, keserasian dan Sosial Berbasis Masyarakat masyarakat Desa
Margajaya;
2.
Menumbuhkan dan
memperkuat kembali tatanan kehidupan masyarakat yang dilandasi semangat kebersamaan
dan kegotongroyongan;
3.
Mencegah dan
mengurangi berbagai masalah di masyarakat berkaitan dengan disintegrasi,
konflik dan kerawanan sosial.
C.
PALAKSANAAN
1.
Jenis Kegiatan
a. Volume (target dan realisasi)
Kegiatan
fisik Program KSBM di Desa Margajaya adalah perbaikan Selokan / Sungai SS
Kebonhui – Ciluluk Desa Margajaya dengan target sepanjang 465 m.
Realisasi
pembangunan yang dicapai sepanjang 600 m.
b.
Swadaya masyarakat
NO
|
URAIAN
KEGIATAN
|
SWADAYA
MASYARAKAT
|
||
DANA
|
MATERIAL
|
TENAGA
|
||
1
|
Pekerjaan Tembok Saluran
|
10.000.000
|
Pasir
|
880 HOK
|
Bambu
|
||||
Batu belah
|
||||
Konsumsi
|
||||
JUMLAH (Rp)
|
10.000.000
|
6.000.000
|
26.400.000
|
Kegiatan
pembangunan fisik didukung oleh swadaya masyarakat berupa dana, tenaga, konsumsi
dan material yaitu pasir, batu belah dan bambu.
c.
Pihak yang terlibat
1)
Forum KSBM Mitra
Daya Utama Desa Margajaya
2)
DINSOSNAKER Kabupaten Sumedang
3)
Pemerintah Desa,
LPM, BPD, LINMAS Desa Margajaya
4)
Pengusaha,
donatur dan tokoh di Desa Margajaya
5)
Masyarakat
6)
Pendamping Sosial
d.
Faktor Pendukung
1) Partisipasi masyarakat terutama pengusaha
sekitar dan pemilik sawah
2) Dukungan dari pemerintah setempat.
e.
Faktor Penghambat
1) Faktor
cuaca yang kurang mendukung, yaitu musim hujan
2) Lokasi medan kegiatan cukup terjal dan sulit
3) Distribusi bahan ke lokasi yang cukup jauh dan
sulit.
2.
Waktu Kegiatan
Kegiatan
pembangunan perbaikan selokan dilaksanakan pada bulan Desember 2010.
3.
Lokasi Kegiatan
Kegiatan pembangunan fisik Program KSBM Desa
Margajaya yaitu perbaikan Selokan / Sungai terletak di Dusun Kebonhui – Ciluluk
Desa Margajaya.
4.
Pelaksana
a.
Forum KSBM Mitra
Daya Utama Desa Margajaya
b.
Masyarakat
c.
Pendamping Sosial
5.
Sumber Dana
Dana kegiatan keserasian sosial bersumber dari
:
a. DIPA Direktorat Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial satker Direktorat Bantuan Sosial Korban Bencana
Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia, sebesar Rp. 115.000.000,-
b. Swadaya masyarakat dan usaha lain yang tidak
mengikat, yang terkumpul sebesar Rp.46.400.000,-.
D.
HASIL YANG DICAPAI
1.
Output (Hasil yang dicapai)
Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat
merupakan proses hubungan sosial, bersifat mutualitas dan berkelanjutan yang
dilakukan antara kelompok masyarakat untuk mewujudkan kehidupan berdampingan
secara damai, adil, selaras, harmonis dan seimbang atas inisiatif bersama.
Kegiatan program KSBM di Desa Margajaya dilaksanakan di Desa Margajaya, dengan
bentuk fisik yaitu pembangunan perbaikan selokan / irigasi. Hasil yang dicapai
dengan pelaksanaan kegiatan dimaksud antara lain :
a. Adanya rasa kebersamaan untuk pemecahan
masalah di antara kelompok yang bersebrangan, yaitu para pengusaha tahu dan
pemilik sawah.
b. Bersatunya kelompok yang bersengketa dalam
kepanitiaan kegiatan atau forum.
c. Pembelajaran bagi masyarakat bahwa dengan
kebersamaan bisa mengurangi dan memecahkan konflik.
d. Terjalinnya keserasian sosial yang ditandai
dengan terjadinya hubungan yang harmonis di antara masyarakat.
e. Termanfaatkannya bantuan dana KSBM untuk
kegiatan yang optimal.
2.
Outcome (Pemanfaatan)
a. Perbaikan selokan sangat berguna sekali bagi
pengaturan sistem irigasi sawah.
b. Pemberdayaan manfaat sawah bisa lebih optimal
kembali.
c. Para petani sawah tidak terlalu merasa
khawatir lagi terjadinya jebol selokan dan kerusakan sawahnya.
3.
Benefit (Keuntungan yang didapat)
a. Persengketaan antara kelompok pengusaha tahu
dan pemilik sawah dapat diminimalisir.
b. Pengusaha tahu dan petani sawah dapat
menjalankan usahanya dengan perasaan tenang.
4.
Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan
a. Kegiatan forum harus terus dilanjutkan dengan
kegiatan dan sumber lainnnya.
b. Kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat
harus terus digalakkan dengan kegiatan lain.
c. Pemeliharaan hasil pembangunan harus
dilaksanakan secara bersama yang diatur oleh forum.
E.
PENUTUP
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Program
Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat di Desa Margajaya, melalui Forum
Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat dituntut adanya realisasi kegiatan yang
berhubungan penanganan secara dini kerawanan dan konflik sosial. Oleh sebab
itu, kami menyambut baik adanya Program Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat
mengingat masalah yang terkait dengan disintegrasi sosial, konflik sosial dan
kerusuhan serta kerawanan sosial lainnya mungkin terjadi, dan akan lebih
efektif jika secara dini masalah-masalah tersebut sudah dikenali, diprediksi
dan dicegah melalui sistem pengintai dan respon dini.
1 komentar:
ada yang tahu logo keserasian sosial
Posting Komentar